Sabtu, 01 November 2014

Penggunaan Konsep Gradien pada Fungsi Linear



Menentukan Nilai suatu fungsi linear

fungsi linear merupakan suatu topik yang cukup penting untuk dipahami karena merupakan bagian dari materi pembelajaran matematika di SMP. Selain konsep dasar tentang fungsi, masalah yang sering dimunculkan dalam topik ini yaitu menentukan nilai suatu fungsi. Dalam menentukan nilai suatu fungsi linear pun ada beragam bentuk persoalan yang lazim diberikan. Bentuk paling sederhana yaitu ketika nilai pada  daerah asalnya (nilai x) diketahui dan kemudian diminta untuk menentukan nilai yang bersesuaian di daerah kawannya (nilai y atau f(x)). Namun, pembahasan saya bukan mengenai hal tersebut, melainkan bentuk permasalahan ketika terdapat suatu fungsi linear yang nilainya diketahui untuk dua nilai x yang berbeda dan kemudian diminta untuk menentukan nilai fungsi tersebut pada nilai x yang lain.
Contoh
f(x) merupakan suatu fungsi linear. Diketahui nilai f(1) = -1 dan f(4) = 5. Tentukan nilai f(-1) dan f(3) !

Untuk menyelesaikan soal di atas, cara yang paling lazim digunakan yaitu dengan mengubahnya menjadi bentuk sistem persamaan linear dua variabel dan kemudian melakukan proses eliminasi dan subtitusi dengan tujuan untuk memperoleh bentuk fungsi linear tersebut. Setelah itu, nilai x yang ditanyakan kita subtitusikan ke dalam fungsi yang telah kita peroleh untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang diberikan
Nah, disini saya mencoba untuk menyelesaikannya dengan teknik lain tanpa perlu mengetahui bentuk fungsi linear tersebut. Cara ini dengan memanfaatkan konsep gradien pada persamaan garis lurus.

Senin, 27 Oktober 2014

Induksi Matematika (Pembuktian 1)


Induksi Matematika

              Dalam melakukan pembuktian matematis banyak dikenal berbagai teknik pembuktian. Ada pembuktian langsung, pembuktian tak langsung jenis kontrapositif, pembuktian tak langsung jenis kontradiksi, pembuktian ketunggalan dan sebagainya. Salah satu cara pembuktian yang sering digunakan khususnya dalam lingkup bilangan asli adalah pembuktian dengan induksi matematika. Pemecahan problem matematika dilakukan dengan menggunakan proses yang bersifat induktif, yaitu secara berurutan.

Bagaimana alur proses penerapan induksi matematika untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan ? perhatikan uraiannya di bawah ini.

Diberikan pernyataan P(n) untuk setiap bilangan asli n , jika diketahui

(i)  P(1) merupakan pernyataan yang benar

(ii) Untuk setiap bilangan asli n , jika P(n) benar berakibat  juga P(n+1) benar

Maka pernyataan  P(n) merupakan pernyataan yang benar untuk setiap n bilangan asli.

     Berdasarkan uraian di atas, jika diberikan suatu pernyataan untuk setiap bilangan asli, maka langkah-langkah pembuktian bahwa  benar dengan menggunakan induksi matematika adalah sebagai berikut.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Banyak Persegi Panjang

Tentu kalian sudah cukup akrab dengan soal ini
Tentukan banyaknya persegi panjang pada gambar berikut !





























jawaban soal di atas adalah:
15 x 10 = 150 persegi panjang

Kenapa bisa seperti itu perhitungannya ??? Berikut penjelasannya

Ciri suatu bilangan habis dibagi 2 s.d 11

- Suatu bilangan habis dibagi 2 jika  digit terakhirnya habis dibagi 2. contoh : 234
- Suatu bilangan habis dibagi 3 jika jumlah digit-digit bilangan tersebut habis dibagi 3. contoh : 348
- Suatu bilangan habis dibagi 4 jika dua digit terakhirnya habis dibagi 4. Comtoh : 724
- Suatu bilangan habis dibagi 5 jika digit terakhirnya 5 atau 0. Contoh : 1345
- Suatu bilangan habis dibagi 6 jika bilangan tersebut habis dibagi 2 dan 3. Contoh : 312
- Suatu bilangan abcd habis dibagi 7 jika abc-2d habis dibagi 7. contoh : 3591
- Suatu bilangan habis dibagi 8 jika tiga digit terakhirnya habis dibagi 8. contoh : 4192
- Suatu bilangan habis dibagi 9 jika jumlah digit-digitnya habis dibagi 9. Contoh : 504
- Suatu bilangan habis dibagi 10 jika digit terakhirnya 0. Contoh 320
- Suatu bilangan habis dibagi 11 jika selisih jumlah digit yg terletak di posisi ganjil dan posisi genap  habis dibagi 11.Contoh  :    1628

Bilangan Unik (1)

Teorema Cavaliery

Volume Kerucut Maksimum